GUGUAHSE,Padang (SUMBAR) |- Ketua Majelis Pertimbangan Adat Nagari KAN Pauh IX Kuranji Irwan Basir, SH, MM Datuk Rajo Alam melepas keberangkatan jenazah Almarhum Sudirman (umur 74 tahun) suku koto Pauh X meninggal anak 6 orang anak dan 1 istri.
Almarhum Sudirman diberangkatkan rumah duka di RT01/RW.01 Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji, Kota Padang, pada hari Minggu (7/5/2023) Siang.
Dalam amanatnya saat pelepasan jenazah almarhum, Irwan Basir menyampaikan kalau sesungguhnya kematian adalah musibah dari Allah SWT. yang kita semua pasti akan menjalaninya. Hanya waktunya saja kita yang tidak tahu karena itu menjadi rahasia Allah terhadap kita makhluknya.
“innalillahi wa innaillahi rajiuun. Setiap kehidupan ada akhirnya. Akhir dari sebuah kehidupan adalah kematian. Kullunafsin dzaikatul maut. Setiap yang bernyawa atau yang hidup pasti akan mati. Untuk itu jadikan kematian ini pelajaran bagi kita yaitu bahwa hidup di atas dunia ini tidak akan selamanya dan ada saatnya nanti kita akan meninggalkannya,” ucap Irwan Basir.
Almarhum seorang mantan penjabat Pemkot Padang (Kabag Hukum) Sudirman zaman Wali Kota Padang Drs. H. Zuiyen Rais, M.S.
Bak kata pepatah Minang: Indak dapek sakandak padi. Sakam balah dalam perahu. Namun nan padi padi juo. Disabik nak urang sungai buluh. Indak dapek sakandak hati. Kandak Allah juo nan balaku. Mati manuruik nan biaso. Wajib dek kito ka manampuah.
Hidup di atas dunia ini hanyalah untuk beribadah yang ditujukan hanya untuk Allah SWT. Kedatangan kita melayat ke rumah duka ini adalah salah satu bentuk ibadah dalam menjalankan hubungan kita selaku manusia atau Hablumminannash dan juga ibadah kepada Allah atau Hablumminallah.
Innamal mukminunna ikhwa. Sesungguhnya setiap mukmin itu bersaudara. Kita datang melayat ini menandakan kita itu bersaudara. Almarhumah Fitria Husein dari rumah duka di Lubuk Lintah, Kota Padang beberapa hari lalu.
Dalam adat minang dikenal, badunsanak basaudaro, ba ipa bapa bisan, induk bako jo pasumandan. Semua dalam ikatan hubungan itu adalah bentuk Hablminannash kita antar manusia dalam hubungan kekerabatan. Jika saudara kita berduka, kita juga ikut merasakannya, ujarnya.
Lebih lanjut, Irwan Basir menyampaikan setiap musibah kematian merupakan pelajaran bagi kita. Wakafabilmauti wa idzo. Cukup lah kematian itu pelajaran bagi seluruh manusia. Artinya mengisyaratkan kepada kita kalau kita tidak akan selamanya hidup di atas dunia ini.
” Wakafabilmauti wa idzho. Cukuplah kematian ini menjadi pelajaran bagi kita. Pelajaran kalau kita tidak selamanya hidup di atas dunia ini. Kullunnafsin zaikatul maut. Setiap yang bernyawa pasti mati. Jadi tidak ada yang perlu kita banggakan, baik itu harta, kedudukan atau pangkat yang kita miliki, apabila maut sudah menghampiri kita maka tiada artinya yang kita punyai tersebut,” ungkapan.
Tokoh yang juga Ketua DPD LPM Kota Padanh ini menyampaikan, selaku orang mukmin harus saling menjaga hubungan hablumminannash kita antar sesama manusia. Melayat ketempat yang ditimpa musibah adalah bentuk hubungan kita sesama manusia. Innamal mukminunna ikhwa. Setiap orang mukmin itu adalah bersaudara.
”Innamal mukminunna ikhwa. Setiap orang mukmin itu adalah bersaudara. Tanda kita bersaudara, kita datang ke rumah duka ini untuk melayat dan melepas keberangkatan almarhumah ke peristirahatan terakhirnya. Mungkin hari ini beliau yang terbaring dihadapan kita, besok besok pasti kita akan di hadapan orang, “ujar Irwan.
Terakhir, Ketua Dekopinda Kota Padang ini juga menyampaikan permohonan maaf untuk almarhumah kepada para pelayat. Almarhumah yang sudah lama hidup dan bergaul dengan seluruh masyarakat tentu ada kesalahan dan kehilafan yang telah dilakukan. Baik yang disengaja maupun yang tidak.
Ikut melayat Almarhum, Ketua KAN Pauh IX yang juga Penghulu suku Chaniago Suardi Dt. Rajo Bujang beserta ninik mamak bajinih, Rang Tuo, adat suku chaniago, Rang Sumando, Bundo Kanduang, Pemuda dan Pemudi serta tokoh masyarakat dan pelayat lainnya. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar