Buruang bondo tabang malayang
Mangapak sayok masuak ka sarang
Batanyo juo urang sagalanggang
Baa walikota mudo karajo surang,
Buruang galatik buruang bondo
Hinggok diateh batang palo
Dek politik nan basangketo
Rakyaik juo nan ka sansaro,
Buruang garudo tabang di awan
Manari nari di ateh udaro
Dulu PKS jo PAN sairing jalan
Kini jalan basimpang duo
Mungkin, sudah bosan orang membaca masalah kekosongan walikota. Sudah banyak yang bicara, anggota dewan pun ikut bersuara. Rakyaik ketek juga ikut sata. Ibarat musik tanpa suara, hilang entah kemana. Walikota masih berjalan sendiri saja. Tentu, timbul tanda tanya, apa yang terjadi. Atau sengaja diciptakan seperti ini. Bisa juga, menunggu jual beli. Dan, ini masih misteri.
Lama sudah kekosongan jabatan wakil walikota itu terjadi. Jika dihitung sejak pelantikan Mahyeldi menjadi Gubernur Sumbar 25 Februari 2021, sudah dua tahun kurang sedikit. Ibarat bayi yang baru keluar dari perut ibunya, dua tahun itu, sudah bisa berlari. Kalau dihitung puasa dan lebaran sudah dua kali jalan. Cukup lama, walikota menjomblo tanpa pendamping. Haruskah, seperti Bang Toyip, tiga tahun tak pulang pulang.
Beragam komentar mengiringi kekosongan. Suara miring ikut mengiringi, namun itu seakan tak berarti. Buktinya, kekosongan jalan terus jalan. Padahal, sempat memberi harapan, masing masing partai pendukung PKS dan PAN sudah memasukkan calonnya. Entah mengapa, calon itu masuk awan, pemilihan patah ditengah jalan. Tak usah mencari kesalahan, karena ini perseteruan dua partai politik, tak lagi seiring jalan.
Ada juga komentar, ibarat kacang lupa kulit. Dan, ini dianggap lupa jasa orang yang telah membesarkannya. Kalau kacang lupa kulit, itu biasa. Karena, tak mungkin makan kacang sama kulitnya. Ada juga berkomentar, hutang darah dibayar darah. Hutang jasa dibayar jasa. Hutang uang dibayar uang. Bukankah, saat bersama ada embusan angin, uang yang bicara. Bisa jadi, ini salah satu penyebab, sebab komunikasi seakan putus, jomblo jalan terus
Dengar dengar, ada juga alasan, jika dilakukan pengisian wakil walikota, akan menjadi bumerang. Karena, akan menjadi sandungan pada Pilkada mendatang. Ini, sudah tercium orang se gelanggang. Namun, persoalan itu, belum menemukan titik terang. Karena, baru cerita orang dan tak perlu disikapi dengan tegang. Kadang bertanya juga hati ini, politik itu memang misteri. Tak ada sahabat abadi, kecuali kepentingan abadi. Sudahlah, cerita sampai disini.
Nanti disambung lagi, Permisi, Wassaalam!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar